nusakini.com-Makassar-Universitas Hasanuddin (Unhas) memprediksi jumlah kasus Corona di Sulsel akan mencapai 2.614 kasus dan puncaknya diprediksi pada 19 Mei mendatang. Jumlah ini akan terjadi jika tidak dilakukan upaya intervensi untuk mengatasinya.

"Saya juga sudah melihat presentase tersebut, itu skenario terburuk, kalau tidak ada intervensi. Oleh karena itu, kita terus mendorong sinergi TNI-Polri, Dinas Kesehatan dan BPBD serta seluruh masyarakat, bagaimana kita untuk tingkatkan kedisiplinan baik secara pribadi dan kolektif," kata Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, Senin, 13 April 2020.

Lanjut Nurdin, upaya yang dilakukaan saat ini adalah isolasi mandiri, baik itu isolasi parsial di tingkat RT/RW, desa dan kelurahan. Ia juga menyebutkan saat ini sedang menunggu usulan tiga kabupaten/kota. Yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros. Terkait rencana PSBB ini, selain menunggu usulan dari daerah juga melihat perkembangan dari Covid-19 ini.

"Kalau upaya yang pertama telah kita lakukan dan memang tidak mampu kita potong rantai penularan Covid-19 ini, tentu akan kita akan usulkan pemberlakuan PSBB. Termasuk Kabupaten Gowa dan Maros," ungkap Nurdin.

Lokalisir di wilayah ini dilakukan, karena dikhawatirkan akan menyebar ke daerah lainnya, hal ini yang menjadi dan mendapat perhatian khusus. Karena bagaimanapun, Sulsel menjadi salah satu penyangga pangan nasional. Suplai pangan ini yang juga harus dijaga.

Segala upaya dilakukan, agar betul-betul memotong rantai penularan Covid ini, termasuk di Makassar yang merupakan episentrum penularan. 

"Kemarin kita sudah mengumpulkan camat dan lurah. Tentu akan kita perkuat di tingkat RT/RW. Apakah skenario yang betul-betul memotong rantai penularan. Kalau ini bisa berhasil kita lanjutkan, kalau tidak kita akan tingkatkan ke PSBB," paparnya. (rah)